Potret seni rupa inklusif: Perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran siswa tunarungu di SLB Ma'arif Muntilan

Authors

  • Onten Purbasari SLB-B YPPALB Kota Magelang
  • Eni Puji Astuti Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21831/sungging.v2i2.64283

Keywords:

art learning, characteristics of fine art, deaf children

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan, hasil pembelajaran seni rupa, dan karakteristik karya seni rupa pada siswa tunarungu kelas I, II, dan V SLB Ma'arif Muntilan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif tentang mendeskripsikan persiapan, pelaksanaan, hasil pembelajaran, dan hasil karya seni rupa siswa tunarungu. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data melalui triangulasi teknik, dan triangulasi data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persiapan pembelajaran seni rupa belum menyusun RPP yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa tunarungu. 2) Pelaksanaan pembelajaran seni rupa meliputi kegiatan pendahuluan (membuka dengan salam, doa, kesiapan siswa dalam menerima pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran seni rupa menggunakan metode oral, metode manual, metode mencontoh, dan metode ekspresi bebas). Kegiatan inti (mengamati, menanya, komunikasi), kegiatan penutup (penilaian, dan ditutup dengan salam). 3) Hasil pembelajaran melalui karya seni rupa yang dihasilkan siswa tunarungu tidak menggunakan sistem penilaian ke dalam rapot. Berdasarkan karakteristik karya seni rupa anak adalah naturalisme semu, realisme awal, pra bagan, dan bagan. Beberapa siswa tunarungu perkembangan seninya cukup pesat sehingga memiliki kemampuan gambarnya juga baik. Namun, ada yang perkembangannya masih lambat, dan keterbatasan penguasaan bahasa isyarat oleh guru. 

References

Dermawan, O. (2013). Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(2), 886-897.

Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ruko Jambusari 7A.

Dragoo, K. E., & Lomax, E. (2020). The Individuals with Disabilities Education Act: A Comparison of State Eligibility Criteria. CRS Report R46566, Version 5. Congressional Research Service.

Hafid, A. (2011). Sumber dan Media Pembelajaran. Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman, 6(2), 69-78.

Hafiz, A. (2020). Pembelajaran PAI Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Medan: Sefa Bumi Persada.

Hendri, Z. & Wulandari, D. (2022). Seni Rupa Anak & Pembinaannya Perspektif Wacana Kreativitas dan Pedagogi Kreatif. Yogyakarta: Cantrik Pustaka.

Lowenfeld, Victor & Brittain, W. Lambert. (1975). Creative and Mental Growth. Six Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.

Mareza, L. (2016). Pengajaran Kreativitas Anak Berkebutuhan Khusus pada Pendidikan Inklusi. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2).

Pamadhi, H. (2008). Ruang Lingkup Seni Rupa Anak. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rahmah, F. N. (2018). Problematika anak tunarungu dan cara mengatasinya. Quality, 6(1), 1-15.

Sa'adah, T. U., Demina, D., Febrian, V. R., & Amra, A. (2022). Pengelolaan Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran di SLB Negeri 1 Lima Kaum. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (MANAPI), 1(2).

Sudiapermana, E. (2009). Pendidikan Informal. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 4(2)

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan ke-22). Bandung: Alfabeta.

Sumanto. (2006). Pengembangan Kreativitas Seni rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Suparno. (2007). Intervensi Pedagogis Kelainan Berbahasa Pada Anak Tunarungu. Jurnal Pendidikan Khusus, 3(1).

Downloads

Published

2024-01-13

How to Cite

Purbasari, O., & Astuti, E. P. (2024). Potret seni rupa inklusif: Perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran siswa tunarungu di SLB Ma’arif Muntilan. Sungging, 2(2), 121–132. https://doi.org/10.21831/sungging.v2i2.64283