Filsafat kenegaraan dalam narasi seni pakeliran

Authors

  • Purwadi Universitas Negeri Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.21831/imaji.v23i2.84732

Keywords:

filsafat, kenegaraan, pakeliran

Abstract

Artikel ini mengkaji filsafat kenegaraan dalam narasi seni pakeliran yang dibawakan oleh dalang Ki Panut Darmoko dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode hermeneutik diterapkan untuk menafsirkan makna filosofis dalam narasi janturan, dialog, dan simbol-simbol pertunjukan, sedangkan teori budaya digunakan sebagai kerangka analisis untuk mengungkap nilai-nilai pendidikan kebangsaan yang berakar pada kearifan lokal masyarakat Jawa. Data penelitian berupa teks dan dokumentasi pertunjukan pakeliran yang dianalisis secara interpretatif dan sistematis. Hasil kajian menunjukkan bahwa seni pakeliran memuat nilai filsafat kenegaraan yang berperan dalam pembinaan sikap nasionalis dan patriotis, penguatan kepemimpinan, tanggung jawab sosial, serta penanaman budi pekerti luhur. Nilai-nilai tersebut disampaikan melalui karakter tokoh, alur cerita, dan simbol budaya yang merepresentasikan pandangan hidup masyarakat Jawa. Temuan ini menegaskan bahwa seni pakeliran tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan kebangsaan yang efektif dan kontekstual. Oleh karena itu, filsafat kenegaraan berbasis budaya tradisional perlu dipelajari dan diwariskan kepada generasi muda sebagai upaya pelestarian budaya dan penguatan karakter bangsa.

Kata kunci: Filsafat, kenegaraan, pakeliran

 

The philosophy of statehood in the narrative of pakeliran art

 

Abstract

This article examines the philosophy of statehood reflected in the narrative of pakeliran art performed by the puppeteer Ki Panut Darmoko using a qualitative approach. A hermeneutic method is applied to interpret the philosophical meanings found in janturan narratives, dialogues, and symbolic elements of the performance, while cultural theory serves as the analytical framework to reveal values of civic and national education rooted in Javanese local wisdom. The data consist of pakeliran texts and performance documentation, which are analyzed interpretatively and systematically. The findings show that pakeliran art contains values of state philosophy that contribute to the development of nationalist and patriotic attitudes, leadership, social responsibility, and moral character. These values are conveyed through character portrayal, narrative structure, and cultural symbols that represent the Javanese worldview. The study confirms that pakeliran art functions not only as entertainment but also as an effective and contextual medium for civic education. Therefore, a state philosophy grounded in traditional cultural values should be introduced and transmitted to younger generations to support cultural preservation and character building.

Keywords: Philosophy, statehood, pakeliran

References

Azwar, M. W. (2019). Cara mudah memahami filsafat ilmu. Prenadamedia

Bhakta, D. K. (2017). Degradation of moral values among young generation: A contemporary issue in India. International Research Journal of Interdisciplinary & Multidisciplinary Studies, 3(5), 128-133

Budiman, T. F. (2020). Konsep ajaran Sunan Kalijaga (Raden Syahid) Walisanga dalam menyebarkan agama Islam melalui kesenian. Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 5(2). http://dx.doi.org/10.29300/ttjksi.v5i2.3699

Daruni, A. (2004). Lambang Garuda Pancasila. Pustaka Raja

Harini, S. (2019). Tasawuf Jawa kesalehan spiritual Muslim Jawa. Araska Publisher

Herusatoto, B. (2019). Mitologi Jawa pendidikan moral dan etika tradisional. Narasi

Istanto, R. (2018). Estetika Hindu pada perwujudan ornamen candi di Jawa. Imaji, 18(2), 155-161

Kresna, A. (2020). Punakawan, simbol kerendahan hati orang Jawa. Narasi

Moleong, M. (2019). Metodologi penelitian kualitatif. Rosdakarya

Panani, S.Y.P. (2019). Serat Wulangreh: Ajaran keutamaan moral membangun pribadi yang luhur. Jurnal Filsafat. 29(2), 275-299

Pradoko, S. (2025). Arkeologi musik metode penelitian arkeologi semiotik etnografi musik. UNY Press

Rejo, U. (2017). Konsep dan nilai budaya jawa dalam novel Jalan Menikung karya Umar Kayam. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan

Retnowati, D. R. D. (2020). Nilai luhur serat Wulangreh Pupuh Gambuh membangun karakter generasi milenial. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 3(1), 01-11

Ronaldo, P. (2023). Kajian nilai-nilai filosofis kesenian wayang kulit dalam kehidupan masyarakat Jawa. Jurnal Ilmu Budaya. 10(1), 82-92

Simuh, S. (2019). Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita. Gramedia

Solichin, S. (2021). Nafas Islam dalam wayang. Yayasan Sinergi Persadatama

Sukendar, A., Usman, H., Jabar, C. S. A. (2019). Teaching-loving-caring (asah-asih-asuh) and semi-military education on character education management. Cakrawala Pendidikan, 38(2)

Sumaryadi, S. (2018). Estika seni kethoprak. New Transmedia

Supadjar, D. (2001). Mawas diri. Philosophy Press

Supeno, H. (2019). Sebuah kajian filsafat, budaya dan psikososial. Aktor Publishing

Susanto, B. (2022). Balungan lampahan wayang purwa. Interlude

Wahyuni, T. (2020). Buku pintar wayang. Cemerlang Publisher.

Wibowo, S. E. (2019). Hermeneutika kontroversi kaum intelektual Indonesia. Istana Publising

Winarti, D. (2023). Piwulang dalam konteks sosial dan budaya Jawa. FIB UGM

Downloads

Published

31-10-2025

How to Cite

Purwadi. (2025). Filsafat kenegaraan dalam narasi seni pakeliran. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni, 23(2), 123–131. https://doi.org/10.21831/imaji.v23i2.84732

Issue

Section

Articles