REPRESENTATION OF JAVANESE MESSIANIC MANIFESTO IN THE DOMAIN OF IMPERIAL LITERATURES

Authors

  • Moch. Ali
    menahem_ali@yahoo.com
    Faculty of Letters, Airlangga University, Indonesia
November 4, 2015

Downloads

Artikel ini bertujuan untuk melacak dan mendeskripsikan representasi manifesto messianisme Java pada ranah karya-karya sastra keraton. Sejak semula, masyarakat Jawa memiliki ideologi tentang manifesto messianisme sebagai identitas kultural. Pada ranah politik kerajaan Jawa, sebenarnya ideologi ini dianggap sebagai wahana orientasi kosmik. Sejak era kerajaan Kediri, masa kebudayaan Jawa-Kuna (Jawa Hindu-Buddha), hingga era kerajaan Mataram, masa kebudayaan Jawa-Islam; para 'rakawi' dan 'pujangga' telah mengadopsi, mengembangkan, mengkristalkan, mereformulasikan, bahkan telah merekayasa ulang tentang episteme messianik Jawa melalui proses pengimitasian konsep messianisme Kitab-kitab Suci dari peradaban Semit (Arab) dan Arya (India). Temuan yang berkaitan dengan pengaruh kultur keagamaan manca tentang manifesto messianisme asing dalam teks-teks tertulis berbahasa Jawa, dapat dianalisis melalui karya-karya sastra keraton yang menyuarakan kronologi profetisme Jawa, seperti Kakawin Bharatayudha, Kakawin Sutasoma, dan Kitab Primbon Quraisy Adammakna. Dalam sejarah sastra Jawa, karya-karya sastra yang bersifat messianik, yang digubah oleh para penulis keraton, kenyataannya telah menciptakan konsep yang tidak berbeda, meskipun mereka menggunakan istilah-istilah religiositas dari agama Hindu, Buddha, maupun Islam. Dalam konteks ini, ideologi messianistik Jawa dapat diidentifikasi dan direpresentasi melalui dua hal (1) orientasi messiansime etnik yang merujuk pada paradigma identitas kultural Jawa, dan (2) orientasi eskatologi messianisme Jawa Islam.

Key words : Hindu, Buddha, Islam, Indic, Semitic, Brahmanic, Abrahamic, incarnation, Javanese, messianic episteme.